Mempunyai bayi lagi disaat kakak-kakaknya sudah bukan balita lagi, awalnya bukan planning kami Rasa-rasanya punya anak 2, lengkap perempuan dan laki-laki dengan jarak 2 th sudah merupakan impian ideal keluarga kami. Saat anak-anak sudah diatas 5 th, merasakan berpergian dengan mereka sudah tidak perlu membawa barang seabrek-abrek lagi, pun bisa dibilang masa enak-enaknya punya anak deh
But, life changes, begitu juga dengan kami. Saat kakak Shafa berusia 9th, dan dek Hafiz berusia 7th alhamdulillah kami punya bayi lagi, tentunya dengan melalui pemikiran, pertimbangan dan keputusan yang panjaaaaaaaaaang
Alhamdulillah, saat saya hamil lagi, kakak Shafa dan dek Hafiz (panggilannya waktu itu) menyambutnya dengan gembira. Keinginan punya adek sesuai dengan jenis kelamin mereka sempat menjadi kehebohan sendiri. Akhirnya saat di-USG dan ketahuan insyaAllah adek mereka perempuan, kakak Shafa bersorak-sorak gembira Bagaimana dengan dek Hafiz ? awalnya sempat terlihat sedih juga, setelah kami ajak ngobrol-ngobrol dia bisa menerimanya juga, bahkan belakangan sebelum adeknya lahir sering terucap kalimat "bun, adeknya entar kalau perempuan aku tetep sayang kog bun", oh, so sweet mas
Kakak-kakaknya kami libatkan dalam menyambut adeknya lahir. Mereka sering mengingatkan dan mengambilkan bundanya vitamin yang perlu diminum, memijat kaki bundanya yang suka pegal-pegal sampai mengelus-elus perut bundanya Sewaktu belanja perlengkapan bayi (tentu saja semua barang-barang kakaknya sudah kami hibahkan, beda 7th loh dengan kehamilan terakhir ), kakak Shafa sangat gembira membantu saya meng-list apa-apa yang perlu dibeli, bahkan sewaktu di ITC kakak Shafa membantu saya memilih motif mana yang mau dibeli, membantu saya membawakan barang belanjaannya, bahkan membelikan minuman buat bundanya disaat sibuk memilih perlengkap bayi. So sweet kak
Sewaktu saya sudah mengambil cuti melahirkan, setiap pulang sekolah mereka selalu menanyakan kapan adeknya akan lahir, tidak sabar mereka menunggu kelahiran adeknya
Alhamdulillah sewaktu adeknya lahir, mereka dengan cepat menyesuaikan diri, sangat perhatian dan sayang kepada adeknya. Mereka sangat excited membantu menjaga adeknya, mengambilkan sesuatu keperluan adeknya, mengambilkan milk saver dan botol untuk asip adeknya, bahkan mas Hafiz (kesepakatan bersama nama panggilannya setelah adeknya lahir ) bisa mencium adeknya sampai berkali-kali dalam sehari
Tiga bulan awal usia adeknya semuanya berjalan sesuai rencana dan harapan kami. Kakak Shafa dan mas Hafiz benar-benar menerima adeknya dengan penuh kasih sayangnya.
Saat adeknya mulai 3 bulan, mulai bisa diajak bercanda dan mulai merespons sesuatu, pun dengan ketawanya, mulailah babak serunya dimulai. Berikut contoh-contohnya
1. Kakak Shafa dan mas Hafiz mulai rebutan perhatian adeknya. Contoh kecil misalnya adeknya posisi terlentang, kakak Shafa ada di sebelah kanannya dan mas Hafiz berada di sebelah kirinya. Saat adeknya sudah kuat mengangkat kepala suka menoleh ke kanan ke kiri semaunya dia, kakak dan masnya mulai merajuk. Kakak Shafa pengennya adeknya hanya menengok ke arah kanan (ke arahnya), begitu juga sebaliknya mas Hafiz pengennya adeknya hanya menengok ke arah kiri (ke arahnya). Dan apabila adeknya menoleh ke arah masnya saja, maka kakaknya ngambek begitu juga sebaliknya
2. Juga (masih) kejadian sampai sekarang, disaat adeknya dipanggil tidak menoleh, terutama mas Hafiz akan bilang kalau adeknya tidak sayang kepadanya hahahaha, benar-benar diluar dugaan kami hal-hal seperti ini. Kami sudah (sering) menjelaskan ke kakak-kakaknya bahwa adeknya (bisa jadi) belum mengerti kalau semisal dipanggil karena asyik maen sesuatu, or menoleh ke kanan/kiri buat adek akan sama saja Intinya kami memberi pengertian kepada kakak-kakak tentang hal ini. Kalau kak Shafa selamat moodnya bagus ya mengerti saja, mas Hafiz yang masih suka jengkel jikalau adeknya tidak memperhatikannya
3. Hal yang seru buat kami juga, adalah dimana mas Hafiz mengakui mainan-mainan adeknya sebagai miliknya dan sangat excited juga memainkannya. Mas Hafiz suka maen musical toys, juga tiduran di play mate adeknya Bahkan sepeda adeknya yang kami dapat dari kado, diakui sebagai miliknya, dan sering dinaikinya juga "aduh mas, bisa-bisa saat dek reefa nanti waktunya naik sepeda, sepedanya sudah jebol ".
Kakak Shafa-pun kadang-kadang juga menaiki sepeda adeknya itu dengan alasan "dulu punyaku kan enggak sebagus ini bun" hahahaha .... alasannya itu loh
4. Juga sewaktu adeknya mencoba berenang di bak kolam renang yang seuprit itu, kakak-kakaknya pun dengan heboh ikutan nyemplung ke kolam adeknya judulnya jadinya bukan berenang, tapi berendam bersama
5. Maunya pergi kemana-mana (kecuali sekolah) dek Reefa harus ikut. Jadi tiap Sabtu pagi jadwal berenang mas Hafiz dan kakak Shafa dan Sabtu sore mas Hafiz futsal, sekarang dek Reefa harus ikut mengantarkan kakak2nya ayukk saja, selama sikon memungkinkan pasti dek Reefa dan bunda ikutan deh
6. Contoh hal seru lainnya, dalam melakukan sesuatunya (misal mandi, sholat, makan dll) kalau moodnya baru tidak bagus, mas Hafiz suka bilang begini :
"dek Reefa enak enggak sholat"
"dek Reefa enak dimandiin, digendong-gendong terus"
"dek Reefa enak enggak sekolah"
Kalau saya bercandain "oke, sekarang tukeran ya, dek Reefa sekolah, mas Hafiz jadi bayi lagi"
Dan mas Hafiz menjawab "oke bun, aku mau"
Halah halah .....
Keseteruan perebutan perhatian adeknya sampai sekarang masih berlangsung. Bahkan belakangan sewaktu adeknya sekarang sudah 7bulan, sudah lebih bisa diajak bercanda-canda, kakak Shafa suka bilang begini "bun, punya adek 1 lagi aja bun, dek Reefa buat aku, nanti satunya buat dek Hafiz."
Gubrakkk deh, Bundanya pingsan mendadak
Sungguh, kejadian-kejadian seru ini diluar dugaan kami, mengingat jarak kakak Shafa dan mas Hafiz dengan adeknya lumayan jauh, seru pastinya ... kadang mengundang tawa sendiri, walaupun memang tetap kudu punya stock kesabaran dalam menghadapinya Tentunya tak henti-hentinya kami mencoba bersikap adil, membagi kasih sayang yang sama antara ketiga buah hati kami.
Di luar semua hal2 seru ini, tetap dong dek Reefa menjadi adek kesayangan kakak Shafa dan mas Hafiz
So, berani nambah bayi lagi mamas ?
0 comments:
Post a Comment