Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik buat buah hatinya, termasuk dalam memberikan asi. Berikut catatan suka duka saya dalam memberikan asi kepada ketiga buah hati saya (kakak Shafa, mas Hafiz dan dek Reefa).
*kakak Shafa*
Alhamdulillah saya termasuk yang diberi kemudahan dalam hal asi, dalam artian asinya cukup buat sulung saya. Memang ada usaha yang harus dilakukan untuk menjaga agar asi saya tetap cukup. Jaman kakak, awal mulanya saya memerah memakai pompa merk pigeon (manual), tetapi tidak lama kemudian saya terbiasa memakai tangan, lebih praktis tentu saja :) kala itu saya belum mengenal blue ice dan di kantor belum ada kulkas, so dimana saya simpan asi perahan saya ? Teman-teman yang tahu situasi gedung kantor saya dulu, pasti sekarang meringis kalau saya katakan dulu saya menyimpan asip di raised floor :) Teman-teman yang bekerja di telco pasti tahu ruangan perangkat switching yang sangat dingin, biasanya di atas lantai untuk kabel2 baru ditutup lagi, saya simpan asip biasanya di dekat DDF (tempat kabel2 bersliweran :) ada lantai yang bisa dibuka, saya simpan dibawahnya. Alhamdulillah dengan kondisi tsb asip saya terjaga dinginnya, dan alhamdulillah kakak Shafa baik-baik saja sampai sekarang (amin).
Waktu kakak ini yang saya lupa adalah bagaimana saya membawa pulang asip tsb, memakai termos atau apa ? Duh 9th cukup membuat saya tidak ingat lagi :( Alhamdulillah kakak Shafa menikmati haknya asi ekslusif 4 bulan dan meneruskan asinya sampai 16 bulan.
*mas Hafiz*
Saat memerah asip jaman mas Hafiz, alhamdulillah sudah ada kulkas di kantor, dan blue ice beserta igloo termos buat tetengan menyimpan asi selama perjalanan pulang ke rumah.
Kesamaannya adalah jaman kakak dan mas di kantor belum ada nursery room, sehingga 'terpaksa' saya memerah asi di toilet.
Kemudian saat kakak Shafa dan mas Hafiz itu saya benar-benar memerah hari ini untuk keperluan besok harinya. Saya tidak ada persediaan asip di freezer (entahlah, saat itu saya yang kurang ilmunya sehingga saya tidak menyetok di freezer, atau alasan lainnya). Alhamdulillah mas Hafiz menikmati haknya asi ekslusif 6 bulan dan meneruskan asinya sampai 20 bulanan.
*dek Reefa*
Waktu hamil baby Reefa saya berusaha me-refresh dan menambah lagi ilmu pengetahuan saya tentang dunia perbayian, termasuk asi, maklum sudah 6th bedanya dibandingkan saya melahirkan terakhir kalinya :) Saya sering google bagaimana asi bisa keluar begitu melahirkan, bagaimana membuat asi lancar, bagaimana cara menyimpan asi di freezer dst. Dari ikut milis asiforbaby (milis yang membahas segala hal tentang asi) sampai ikutan seminar klasi (kelas menyusui) yang diadakan oleh AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) saya ikuti. Alhamdulillah ilmu saya insyaAllah bertambah. Klinik laktasi juga menjadi option saya bila saya memerlukan ahlinya.
Satu hal saya menginginkan untuk baby Reefa saya akan menstock asi selama cuti, sehingga sport jantung seperti kejadian 2 kakaknya bila perahan asi hari ini berkurang tidak kejadian.
Alhamdulillah baby Reefa bisa rooming in sewaktu lahir, asi langsung keluar dan sampai sekarang masih full asi. Saat awal cuti saya berencana mau memulai stock asi kurang lebih 2 minggu sebelum kerja, tapi akhirnya saya putuskan 1 bulan sebelum masuk saya mulai stock asip. Prinsipnya lebih cepat lebih baik :)
Dari update ilmu per-asi-an, saya jadi tahu wadah yang paling baik menyimpan asi di kulkas/freezer adalah terbuat dari kaca. Saya akhirnya membeli botol-botol asip (kapasitas @100ml) saat ada breastfeeding fair dan via store online. Juga berapa lama ketahanan asip bila disimpan di freezer / kulkas bawah atau di suhu ruangan (asi di freezer bisa tahan sampai 3bulan).
Target awal saya untuk asip jika sehari saya bisa memeras 3 botol, maka sebulan saya insyaAllah bisa menyimpan 90 botol. Woww, alhamdulillah saya bisa memenuhi target tsb, malah melebihi. Dalam sebulan (dipotong 6 hari waktu liburan mudik ke kampung) saya bisa mengumpulkan 110 botol, subhanallah, kadang saya sendiri tidak percaya akan hal itu :)
Bagaimana hal itu bisa terjadi ? Jujur saya katakan, butuh perjuangan hehehe. Tengah malam, saat pulas-pulasnya tidur, justru asi saya saat banyak-banyaknya, so kadang dengan mata 5 watt saya terkantuk-kantuk memeras asi :) biasanya jam 2-3 dini hari saya bisa mendapatkan 2 botol.
Jadwal berikutnya biasanya jam 10 pagi, jam 4 sore dan kadangkala ditambah sebelum tidur malam. Sudah persis seperti ibu perah saja deh ;-), jadwal ini bisa berubah/bergeser mengikuti sikon yang ada.
Dan bagaimana saya menjaga kelancaran/kestabilan asi saya, berikut tips yang berlaku bagi saya, mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi busui lainnya, amin.
1. Saya percaya, prinsip asi adalah on demand, biarpun semakin diperas/diisap baby insyaAllah semakin banyak berproduksi. Saat-saat memerah biasanya saya lakukan setelah disusui baby Reefa.
2. Asi is about our thinking. Bila saya berpikir 'ah paling meres kali ini cuma dapat 50ml', maka 50ml itulah yang saya dapatkan.
3. Menjaga asupan makanan. Klise sepertinya, perbanyak makan sayur (buat saya tidak melulu sayur katuk, tapi memang ada perbedaannya bila saya mengkomsumsi katuk), buah-buahan, pokoknya menu sehatlah ;-)
4. Perbanyak minum air putih. Sehari minimal 2 liter. Untuk susu saya tidak konsumsi tiap hari (hiks saya termasuk bukan pesuka susu :(
5. Relax, santai, tidak stress. Ini yang susah hehehe. Cuma diri kita yang bisa memanage hal ini, so be happy moms ;-)
6. Saat memerah di kantor, karena tidak ada rangsangan diisap oleh bayi, biasanya lebih lancar memeras di rumah. Tapi saya berusaha mengingat wajah baby Reefa (or lihat photonya via hp), it works, seringkali di kantor saya juga mendapatkan LDR (let down reflex) saat memeras.
7. Dukungan keluarga, ini juga berpengaruh loh ;-)
8.the last but not the least, berdoa, memohon kelancaran atas semuanya kepada Sang Maha Pencipta, tidak mungkin semua ini terjadi di luar kuasaNya.
Oh iya, alhamdulillah sekarang di kantor saya ada nursery room, walaupun 'hanya' sekedar ruangan kecil dikasih karpet, at least sudah bukan di toilet lagi seperti kakak-kakaknya dulu.
Mengingat perjalanan perjuangan asi dari anak pertama sampai ketiga ini, sungguh saya bersyukur insyaAllah selalu ada peningkatannya. Prinsip saya harus ada kemajuan hari ini dibanding kemaren, amin :) Sekarang tidak terbayang bilamana saya mengingat dulu pertama kali menyusui, selama di kantor saya simpan di raised floor :-)
ahhh, rasanya perjuangan itu tak ada artinya, kalau saya melihat senyum buah hati kami sekarang, bahkan dek Reefa yang sudah bisa diajak bercanda, sudah bisa meluluh lantakkan hati bundanya ;-)
Alhamdulillah baby Reefa sekarang sudah 3 bulan, alhamdulillah masih full asi, masih panjang perjalanan kami menuju S1 (6bln), S2 (1th), S3 (2th). Saya berharap baby Reefa mendapatkan asi lebih lama dan lebih baik lagi dari kakak-kakaknya, amin. Kita sama-sama berjuang ya nak ... InsyaAllah usaha kami ini dipermudahkanNya, amin
**dedicated to semua teman-teman saya yang berencana menambah momongan, yang sekarang sedang hamil, or sekarang sedang berjuang demi asi juga, ayooo semangat ya moms, insyaAllah kita saling support yaa**
*kakak Shafa*
Alhamdulillah saya termasuk yang diberi kemudahan dalam hal asi, dalam artian asinya cukup buat sulung saya. Memang ada usaha yang harus dilakukan untuk menjaga agar asi saya tetap cukup. Jaman kakak, awal mulanya saya memerah memakai pompa merk pigeon (manual), tetapi tidak lama kemudian saya terbiasa memakai tangan, lebih praktis tentu saja :) kala itu saya belum mengenal blue ice dan di kantor belum ada kulkas, so dimana saya simpan asi perahan saya ? Teman-teman yang tahu situasi gedung kantor saya dulu, pasti sekarang meringis kalau saya katakan dulu saya menyimpan asip di raised floor :) Teman-teman yang bekerja di telco pasti tahu ruangan perangkat switching yang sangat dingin, biasanya di atas lantai untuk kabel2 baru ditutup lagi, saya simpan asip biasanya di dekat DDF (tempat kabel2 bersliweran :) ada lantai yang bisa dibuka, saya simpan dibawahnya. Alhamdulillah dengan kondisi tsb asip saya terjaga dinginnya, dan alhamdulillah kakak Shafa baik-baik saja sampai sekarang (amin).
Waktu kakak ini yang saya lupa adalah bagaimana saya membawa pulang asip tsb, memakai termos atau apa ? Duh 9th cukup membuat saya tidak ingat lagi :( Alhamdulillah kakak Shafa menikmati haknya asi ekslusif 4 bulan dan meneruskan asinya sampai 16 bulan.
*mas Hafiz*
Saat memerah asip jaman mas Hafiz, alhamdulillah sudah ada kulkas di kantor, dan blue ice beserta igloo termos buat tetengan menyimpan asi selama perjalanan pulang ke rumah.
Kesamaannya adalah jaman kakak dan mas di kantor belum ada nursery room, sehingga 'terpaksa' saya memerah asi di toilet.
Kemudian saat kakak Shafa dan mas Hafiz itu saya benar-benar memerah hari ini untuk keperluan besok harinya. Saya tidak ada persediaan asip di freezer (entahlah, saat itu saya yang kurang ilmunya sehingga saya tidak menyetok di freezer, atau alasan lainnya). Alhamdulillah mas Hafiz menikmati haknya asi ekslusif 6 bulan dan meneruskan asinya sampai 20 bulanan.
*dek Reefa*
Waktu hamil baby Reefa saya berusaha me-refresh dan menambah lagi ilmu pengetahuan saya tentang dunia perbayian, termasuk asi, maklum sudah 6th bedanya dibandingkan saya melahirkan terakhir kalinya :) Saya sering google bagaimana asi bisa keluar begitu melahirkan, bagaimana membuat asi lancar, bagaimana cara menyimpan asi di freezer dst. Dari ikut milis asiforbaby (milis yang membahas segala hal tentang asi) sampai ikutan seminar klasi (kelas menyusui) yang diadakan oleh AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) saya ikuti. Alhamdulillah ilmu saya insyaAllah bertambah. Klinik laktasi juga menjadi option saya bila saya memerlukan ahlinya.
Satu hal saya menginginkan untuk baby Reefa saya akan menstock asi selama cuti, sehingga sport jantung seperti kejadian 2 kakaknya bila perahan asi hari ini berkurang tidak kejadian.
Alhamdulillah baby Reefa bisa rooming in sewaktu lahir, asi langsung keluar dan sampai sekarang masih full asi. Saat awal cuti saya berencana mau memulai stock asi kurang lebih 2 minggu sebelum kerja, tapi akhirnya saya putuskan 1 bulan sebelum masuk saya mulai stock asip. Prinsipnya lebih cepat lebih baik :)
Dari update ilmu per-asi-an, saya jadi tahu wadah yang paling baik menyimpan asi di kulkas/freezer adalah terbuat dari kaca. Saya akhirnya membeli botol-botol asip (kapasitas @100ml) saat ada breastfeeding fair dan via store online. Juga berapa lama ketahanan asip bila disimpan di freezer / kulkas bawah atau di suhu ruangan (asi di freezer bisa tahan sampai 3bulan).
Target awal saya untuk asip jika sehari saya bisa memeras 3 botol, maka sebulan saya insyaAllah bisa menyimpan 90 botol. Woww, alhamdulillah saya bisa memenuhi target tsb, malah melebihi. Dalam sebulan (dipotong 6 hari waktu liburan mudik ke kampung) saya bisa mengumpulkan 110 botol, subhanallah, kadang saya sendiri tidak percaya akan hal itu :)
Bagaimana hal itu bisa terjadi ? Jujur saya katakan, butuh perjuangan hehehe. Tengah malam, saat pulas-pulasnya tidur, justru asi saya saat banyak-banyaknya, so kadang dengan mata 5 watt saya terkantuk-kantuk memeras asi :) biasanya jam 2-3 dini hari saya bisa mendapatkan 2 botol.
Jadwal berikutnya biasanya jam 10 pagi, jam 4 sore dan kadangkala ditambah sebelum tidur malam. Sudah persis seperti ibu perah saja deh ;-), jadwal ini bisa berubah/bergeser mengikuti sikon yang ada.
Dan bagaimana saya menjaga kelancaran/kestabilan asi saya, berikut tips yang berlaku bagi saya, mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi busui lainnya, amin.
1. Saya percaya, prinsip asi adalah on demand, biarpun semakin diperas/diisap baby insyaAllah semakin banyak berproduksi. Saat-saat memerah biasanya saya lakukan setelah disusui baby Reefa.
2. Asi is about our thinking. Bila saya berpikir 'ah paling meres kali ini cuma dapat 50ml', maka 50ml itulah yang saya dapatkan.
3. Menjaga asupan makanan. Klise sepertinya, perbanyak makan sayur (buat saya tidak melulu sayur katuk, tapi memang ada perbedaannya bila saya mengkomsumsi katuk), buah-buahan, pokoknya menu sehatlah ;-)
4. Perbanyak minum air putih. Sehari minimal 2 liter. Untuk susu saya tidak konsumsi tiap hari (hiks saya termasuk bukan pesuka susu :(
5. Relax, santai, tidak stress. Ini yang susah hehehe. Cuma diri kita yang bisa memanage hal ini, so be happy moms ;-)
6. Saat memerah di kantor, karena tidak ada rangsangan diisap oleh bayi, biasanya lebih lancar memeras di rumah. Tapi saya berusaha mengingat wajah baby Reefa (or lihat photonya via hp), it works, seringkali di kantor saya juga mendapatkan LDR (let down reflex) saat memeras.
7. Dukungan keluarga, ini juga berpengaruh loh ;-)
8.the last but not the least, berdoa, memohon kelancaran atas semuanya kepada Sang Maha Pencipta, tidak mungkin semua ini terjadi di luar kuasaNya.
Oh iya, alhamdulillah sekarang di kantor saya ada nursery room, walaupun 'hanya' sekedar ruangan kecil dikasih karpet, at least sudah bukan di toilet lagi seperti kakak-kakaknya dulu.
Mengingat perjalanan perjuangan asi dari anak pertama sampai ketiga ini, sungguh saya bersyukur insyaAllah selalu ada peningkatannya. Prinsip saya harus ada kemajuan hari ini dibanding kemaren, amin :) Sekarang tidak terbayang bilamana saya mengingat dulu pertama kali menyusui, selama di kantor saya simpan di raised floor :-)
ahhh, rasanya perjuangan itu tak ada artinya, kalau saya melihat senyum buah hati kami sekarang, bahkan dek Reefa yang sudah bisa diajak bercanda, sudah bisa meluluh lantakkan hati bundanya ;-)
Alhamdulillah baby Reefa sekarang sudah 3 bulan, alhamdulillah masih full asi, masih panjang perjalanan kami menuju S1 (6bln), S2 (1th), S3 (2th). Saya berharap baby Reefa mendapatkan asi lebih lama dan lebih baik lagi dari kakak-kakaknya, amin. Kita sama-sama berjuang ya nak ... InsyaAllah usaha kami ini dipermudahkanNya, amin
**dedicated to semua teman-teman saya yang berencana menambah momongan, yang sekarang sedang hamil, or sekarang sedang berjuang demi asi juga, ayooo semangat ya moms, insyaAllah kita saling support yaa**
0 comments:
Post a Comment