skip to main | skip to sidebar

Author

My Photo
~Bunda ShaHaRee~
Menulis apa-apa yang ingin dan perlu dicatat, teruntuk ke-3 matahari kami, semoga bisa diambil manfaatnya, aamiin
View my complete profile

Fav Links

  • Our Great Journey
  • Pramuka PGDA

Archive

  • ► 2014 (7)
    • ► June (4)
    • ► May (1)
    • ► March (1)
    • ► January (1)
  • ► 2013 (15)
    • ► September (1)
    • ► August (1)
    • ► July (5)
    • ► April (1)
    • ► February (5)
    • ► January (2)
  • ▼ 2012 (15)
    • ▼ December (4)
      • Menyapih Reefa
      • A Letter From Kakak Shafa
      • Liburan Ke Garut
      • Hutan Kota Cilodong
    • ► October (3)
      • Zumi zumi zumi
      • 2,5 Tahun
      • Di Dieng, Hati Kami Tertambat
    • ► September (3)
    • ► June (1)
    • ► May (4)
  • ► 2011 (4)
    • ► February (1)
    • ► January (3)
  • ► 2010 (13)
    • ► December (5)
    • ► November (8)
  • ► 2007 (45)
    • ► December (1)
    • ► October (1)
    • ► September (1)
    • ► August (3)
    • ► July (4)
    • ► June (3)
    • ► May (7)
    • ► April (5)
    • ► March (8)
    • ► February (7)
    • ► January (5)
  • ► 2006 (70)
    • ► December (8)
    • ► November (5)
    • ► October (5)
    • ► September (7)
    • ► August (3)
    • ► July (5)
    • ► June (6)
    • ► May (6)
    • ► April (7)
    • ► March (7)
    • ► February (4)
    • ► January (7)
  • ► 2005 (82)
    • ► December (6)
    • ► November (6)
    • ► October (6)
    • ► September (2)
    • ► August (9)
    • ► July (7)
    • ► June (9)
    • ► May (15)
    • ► April (9)
    • ► March (12)
    • ► February (1)

Our Blogger Templates

Happy Spring

Merajut Cinta dan Cerita

Menyapih Reefa

Dec 27, 2012


Bulan Oktober kemaren Reefa sudah 2,5 th dan masih menyusui. Saya berhenti memerah asi di kantor sewaktu Reefa 22 bulan. Usia 2 th saya mencoba menyapih Reefa, hasilnya gagal total. Kecuali asi saya masih lumayan ada (dalam artian 2 hari sewaktu saya mencoba menyapih Reefa, PD saya bengkak, akibatnya meriang yang tak gembira sad Smileys). Pun sepertinya sugesti yang saya berikan ke Reefa bahwa dia harus berhenti nenen kurang mempan. So kecuali anak rewel bukan maen sewaktu mau tidur malam (tidur siang selama tidak ada bundanya bukan menjadi masalah buat Reefa hehe), PD bengkak yang membuat badan meriang, akhirnya saya menyerah menyusui Reefa kembali.
 
Moment yang tidak terlupakan buat saya, sehabis 2 malam 'menyapih' yang gagal, malam ketiga sewaktu Reefa tahu boleh menyusui kembali, pandangan matanya sangat menyentuh hati saya, dan dia bertanya "beneran nih bun, boleh nenen lagi ?" happy Smileys
 
Belajar dari pengalaman tsb, saat usianya 2,5 th, sebelumnya sudah saya sugesti kata-kata ini "nenen habis, minum air putih" setiap malam. Lucunya, kalau saya mulai ngomong seperti itu, Reefa ikutan membeo berulang kali sampai saya ketawa terpikal-pikal laughing Smileys, akhirnya saya bulatkan tekad untuk menyapihnya, asi saya pun juga mulai habis.
 
Bulan Oktober itu saya mendapat tugas ke Malang selama 4 hari. Kesempatan ini saya gunakan untuk menyapih Reefa. Sebelumnya saya sudah menyiapkan suami dan mbak pengasuhnya, jikalau malam hari dia rewel mencari (nenen) bundanya.
 
Di luar dugaan, 3 malam tidak ada bundanya, Reefa bisa langsung tidur seperti halnya tidur di siang hari. Cuma sekali dia terbangun di tengah malam dan 'cuma' mengajak bermaen saja.
 
Tantangan dimulai ketika saya kembali ke rumah. Saya sudah menyiapkan mental kalau Reefa akan rewel minta nenen ketika mau tidur. Dan ini kejadian. 3 malam pertama, tidurnya jadi larut malam, minta digendong, naik ke lantai atas, turun lagi, baca buku dan berbagai kegiatan lainnya, dan dia masih berkali-kali minta nenen. Tentu saja tidak saya turutin walaupun mendengar rengekan tangisannya bikin hati ini meleleh. The show must go on Smileys
 
Selama proses menyapih ini, Reefa pernah bertanya "nenen bunda sakit ya ?". Entah dari mana dia bisa berpikir begitu. Sewaktu saya jawab iya, dia berkata lagi "diolesin minyak ya bun biar sembuh, nanti kalau sembuh ∂ķΰ nenen lagi" wahhhh, gubrak deh, ajaran yang sesat Smileys  Setelah itu kalau dia bertanya apa nenen bunda sakit, saya tegas menjawab "nenen bunda tidak sakit, nenen bunda habis. Titik" Smileys
 
Malam ke-4, dia mulai tidak minta nenen lagi. Tapi tidur larut malam dan berbagai kegiatan seperti di atas berulang kembali. Godaan terbesar jikalau tengah malam dia terbangun dan menangis (walaupun sudah tidak minta minta nenen lagi). Duh benar-benar menguji mental bundanya.
 
Kejadian ini berlangsung sampai 12 hari. Di ujung dua minggu itu, saya sempat berkata ke ayahnya "apa Reefa memang belum siap ya? Kadang tangisannya itu sungguh membuat bunda ragu ?"
 
Dan selalu percaya bahwa perjuangan  insyaAllah selalu berbuah kemanisan. Sehabis saya setengah 'mengeluh' begitu (badan rasanya rontok 2 minggu kurang tidur hehehe), Allah memudahkan jalan menyapih Reefa.
 
Tepat 2 minggu, Reefa mulai mudah untuk tidur malam. Ritual malam memang semakin panjang, kadang juga masih suka digendong dulu, but its oke, dia sudah berjuang sejauh itu. Alhamdulillah setelahnya dia resmi selesai disapih. Menyusui 2.5 th memecahkan rekor dari kakak-masya (wajar ya, bukannya harus belajar lebih baik dari sebelumnya ? Smileys ).

 
 
Tantangan masih berlanjut ketika berpergian dan waktunya tidur. Sewaktu kami liburan ke Garut itu, Reefa sempat menangis hampir 2 jam sewaktu berangkat. Entah karena bangunnya kepagian, ataupun sebab lain, sewaktu sudah sampai Garut dan dia kembali ceria, dan ditanya utinya kenapa menangis, jawabnya "aku mau nenen bunda" Smileys
 
Bunda sangat mensyukuri kemudahan memberi hakmu selama 2,5th ini nak, semoga waktu 2,5 th menyusui menjadi bekal baikmu ya nak, aamiin. Love u always love Smileys

 

Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 12/27/2012 12:07:00 AM 0 comments  

Labels: Adek Reefa, asi, menyapih, sweet memory

A Letter From Kakak Shafa

Dec 26, 2012


19 Desember 2012

For my dearest Bunda

Happy mother's day to my beloved bunda ! Smileys
Thank you for anything bun winks Smileys anything you gave to me.
All the memories we spent together in your very busy day.
Sorry for all my mistakes, sometime I don't even listen to what are you talking about.
I love you bun, no matter what. You alwyas there when I'm happy/sad.
You always remind me to do good things, not the bad things.
You always remind me when I ate a lot of food.
You always remind me when I spoke a bad word/spoke loudly.
I will remember our memories we spent together.
Thanks for everthing mom, and sorry for all my fault sad Smileys
Sorry if I wrote very short letter for you.

I love you bun ! Smileys

with love,
your first children
Shafa

"All memories we spent together in your very busy day"
"Sorry for anything bun"
"Be strong enough to let go, be patient enough to wait for your deserve"
- Bunda
for you greatest bunda ever ...
from your un-controlable child


 

*bunda's note :
- meleleh lantak nak membaca suratmu ini, Bunda always love you whatever you're, kak Smileys *
 
 

Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 12/26/2012 11:32:00 PM 3 comments  

Labels: Catatan Shafa, parenting, sweet memory

Liburan Ke Garut

Dec 25, 2012

 
Cita-cita kami dulu honey moon ke Kampung Sampireun (kala itu baru tenar-tenarnya), sayang cita-cita itu belum kesampaian. Keep your dreams ! Alhamdulillah akhirnya cita-cita ke Garut terlaksana long weekend November kemaren, walaupun judulnya bukan honey moon, karena sudah dengan 3 buntut dan dengan kakung utinya anak-anak laughing Smileys

Awalnya pengen nginep di  Kampung Sumber Alam,  Mulih Ka Desa ataupun Danau Dariza. Tapi ternyata sudah full booked semua, padahal masih sebulan lebih dari hari H (kesimpulan Garut sudah jadi incaran tujuan wisata warga ibukota). Akhirnya 'terpaksa' menginap di Kampung Sampireun , really dream come true, alhamdulillah.
Kami berangkat dari Depok sekitar jam 5 pagi, sempat 2x berhenti di peristirahatan, sekitar jam 9:30 kami sampai di Garut. Karena belum bisa check in, pertama kali kami menuju ke Candi Cangkuang.


Candi Cangkuang

Lokasinya memang sebelum masuk kota Garut, so kalau kesini memang lebih baik sebelum atau waktu perjalanan pulang ke Jakarta. Untuk menuju ke Candi ini harus melewati sebuah danau kecil dengan menggunakan perahu gethek. Wah pengalaman baru buat anak-anak, mereka sangat menikmati naik perahu gethek ini, bahkan berani jalan ke ujungnya untuk berphoto Smileys


Di Candi Cangkuang ini (candinya cuma 1 dan kecil) ada makam Arif Muhammad, yang konon menyebarkan agama Islam di desa Cangkung tsb. Kalau candinya sendiri sudah dibangun sejak jaman kerajaan Hindu dahulu.


 
Sebelum masuk kawasan candi, kita akan melewati juga kampung Pulo, kampung ini hanya berisi 6 rumah adat, yang berjejer dan berhadap-hadapan. Ada juga sebuah masjid kecil. Jumlah rumah ini tidak boleh ditambah dan hanya dihuni oleh 6 keluarga saja. Secara turun menurun mereka menempati rumah adat tsb, bila anak mereka sudah menikah harus meninggalkan kampung Pulo. Menarik sekali ya kehidupan di kampung Pulo ini ? Kalau pas ikut rombongan bisa dijelaskan secara detail sejarah candi Cangkuang dan kampung Pulo ini.
 
Setelah selesai berkeliling, kami menuju Garut kota, untuk menuju ke Kampung Sampireun. Petunjuk arah ke Kampung Sampireun sangat jelas ditemukan walaupun letaknya agak jauh dan masuk ke perkampungan.

 
Taman Mawar Situ Hapa

Sebelumnya kami makan siang di Kebun Mawar Situhapa. Letaknya 3km di atas atau setelah Kampung Sampireun, jadi searah dengan tujuan kami juga. Awalnya saya menemukan taman ini sewaktu google tentang wisata garut. Wah langsung jatuh cinta dengan keindahan alamnya, dan kenyataannya memang sangat indah tamannya. Sayang menu makan siangnya sangat standart. Next kalau ke sini cukup duduk-duduk manis pesan teh/kopi dan waffle-nya saja Smileys





Bermacam-macam bunga, tidak hanya mawar ada di Situ Hapa ini, bahkan ternyata ada penginapannya juga. Tamannya bagus buat berphoto-ria, bahkan disana juga menerima acara pesta pernikahan. Untuk photo pre-wedd juga bagus Smileys


Kampung Sampireun

Akhirnya setelah selesai makan kami menuju ke Kampung Sampireun. Dulu kami mengira untuk menuju ke vila-vilanya harus menggunakan perahu, ternyata di sekeliling danaunya itu ada jalan setapak, jadi semisal tidak berani naik perahu bisa jalan kaki di sekeliling danaunya tsb.
 
 
Anak-anak sangat senang, maklum pengalaman pertama menginap di atas danau. Belum apa-apa sudah mengajak naik perahu. Di setiap villa memang disediakan perahu, bila tidak mau mendayung sendiri bisa minta tolong ke petugasnya untuk membantu mendayungnya.
 
 
 
Di Kampung Sampireun, selain naik perahu, memberi makan ikan (ada jatah makanan ikan di setiap villa, dan ikannya sangat banyak dan besar-besar membuat dek Reefa ga mau berhenti memberi makannya), ada area bermain bolaa, berenang, atau sekedar jalan-jalan mengelilingi danaunya. Setiap sore ada musik kecapi/angklung yang dimaenkan di main stage danaunya, ada snack sore juga di restorannya. Kalau malam hari sewaktu kita dinner juga akan dihibur dengan musik tradisional Sunda dan tarian jaipong. Setiap malam jam 9 juga mendapat minuman hangat (sekoteng) yang diantar memakai perahu dan diiringi musik kecapi. Konon musik ini adalah musik pengantar tidur.


Pagi hari juga mendapat surabi yang dianter keliling memakai perahu. Anak-anak sangat menantikan sekoteng di waktu malam dan serabi di waktu pagi ini laughing Smileys Cuaca yang dingin dan kadang hujan membuat perut cepat lapar Smileys


Sungguh pengalaman yang tak terlupakan untuk anak-anak, bahkan sampai mau check out pun kakak dan mas masih mengajak mendayung keliling danau respect Smileys


Puncak Darajat, Sumber Alam

Hari kedua pertama kali kami menuju ke Puncak Darajat. Puncak Darajat, seperti halnya Puncak-nya Garut. Di sana ada water boom dan tempat outbound. Untuk water boom-nya dari web yang kami baca katanya airnya air hangat. Ternyata airnya biasa saja. Untuk anak-anak balita masih suka lah maen-maen di water boom ini, tapi buat anak yang sudah agak besar agak membosankan. Pun juga flying fox-nya, kata kakak Shafa "kurang menantang, bun laughing Smileys."


Ke depannya sepertinya Puncak Darajat akan menjadi tujuan wisata di Garut, karena banyak pembangunan restoran dan tempat wisata yang masih berlangsung.

Sedangkan ke Kampung Sumber , tujuan kami untuk makan siang (makanan khas Sunda), serta berendam air panas. Sengaja memilih di sini karena di Sumber Alam ada kamar-kamar tertutup yang kita bias berendam air panas. Lebih privacy saja sebenarnya.

Dan memang sangat menyenangkan sehabis beredam air panas, rasanya pegal-pegal di badan hilang semua. Kakak Shafa yang mempunyai alergi kulit yang awalnya menolak tidak mau berendam, ujung-ujungnya ketagihan tidak mau mentas respect Smileys
Di sini juga ada area outboundnya, cuma karena cuaca hujan kami tidak mencobanya


Masjid Agung dan Alun-Alun Garut

Kami sengaja ke alun-alun karena sekalian mau sholat Jumat. Sambil menunggu yang sholat jumat, di alun-alun banyak sekali area permainan anak-anak. Kereta api yang jalurnya cuma seputaran, naik andong yang ditarik domba Garut, mini becak, ondong-ondong dan berbagai maenan sejenis. Harga tiketnya sangat murah untuk ukuran warga ibukota. Dan percayalah, anak-anak itu tidak akan membedakan mana tiket yang mahal dan mana yang murah. Yang penting judulnya naik kereta, buat dek Reefa sudah sangat menyenangkan sekali laughing Smileys



Di sepanjang pinggir alun-alun ini juga dijual berbagai macam makanan. Kami mencoba membeli cireng goreng, yang ternyata membuat ketagihan mas Hafiz Smileys Jangan lupa juga membeli es goyobod, sejenis es teller khas Garut. Konon yang terkenal di depan penjara samping alun-alun, dan kami membuktikan kelezatan dan kesegarannya.

Oleh-oleh Khas Garut

Garut terkenal dengan dodol-nya dan kerajinan kulit berupa jaket, tas, sepatu dan semacamnya. Untuk kerajinan kulit bisa dijumpai di jalan Ahmad Yani. Untuk dodol beserta segala macam oleh-oleh Garut juga banyak di jumpai di jalan-jalan utama kota Garut. Kami mencoba membeli Chocodot, yaitu coklat dodol. Wah memang hebat ya inovasi peroleh-olehan ini, segala macam dodol dengan berbagai macam rasa coklat ditawarkan. Nama dodol coklatnya juga lucu-lucu, ada chocodot Galau, Enteng Jodoh, Gawat Darurat, Badai Tsunami dan lain-lainnya. Chocodot ini bisa didapatkan di Jalan Otista no 2 Garut.
 

Sungguh liburan yang sangat menyenangkan buat kami, juga buat kakung utinya anak-anak. Semoga suatu saat bisa kembali lagi ke Garut, aamiin.

Selamat berlibur holidays-and-party Smileys

 

Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 12/25/2012 07:56:00 PM 3 comments  

Labels: Garut, Liburan, travelling

Hutan Kota Cilodong

Dec 18, 2012

Semenjak rutin naik sepeda setiap weekend, saya dan suami selalu mencoba mencari jalur baru (biar tidak bosan dan mencari pemandangan lain), pun juga mencoba menambah jauh jalur track kami.
 
Suatu saat kami mencoba masuk ke kawasan Brimob Cilodong yang selalu ramai setiap hari Minggunya. Ternyata di dalam Brimob Cilodong setiap hari Minggu ada pasar kaget dan dibuka umum untuk warga berolah raga.
 
Pertama kali masuk hanya mengitari sekeliling bangunan dan lapangannya. Kali kedua kami mencoba masuk ke dalam lagi dan kami baru menyadari bahwa di dalam kawasan Brimob ini ada hutan kotanya. Woww, takjub dan bahagia sekali menemukan jalur track jogging dan bersepeda di Hutan Kota Cilodong ini.
 

Oh iya di pinggir hutan ini ada beberapa peralatan (tempat push up, angkat beban, bergelantungan dll), pastinya buat para tentara latihan.
 
So, jalur mengelilingi beberapa kali putaran (sekali putaran 1,5 km) menjadi agenda track kami setiap weekendnya. Rasanya menghirup udara segar dan situasi yang rindang sangat membuat hati ini riang gembira bersepeda. Semoga makin banyak lagi hutan kota seperti ini, aamiin.
 
 

Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 12/18/2012 12:14:00 AM 1 comments  

Labels: Gowes, hutan kota Cilodong, jalur track

Zumi zumi zumi

Oct 24, 2012

Zumi zumi zumi
Air air air
Kumpul kumpul kumpul
Di kaki Ismail
Ibrahim ayahnya
Siti Hajar ibunya
Berlari-lari kecil
Shafa dan Marwah


























(photo copas dari FB TKIF Al Fikri)

Time flies, rasanya baru kemaren lagu ini dinyanyiin kakak Shafa dan mas Hafiz waktu jaman TK setiap tema haji, mulai tahun ini theme song ini akan berkumandang lagi di rumah :) 
Melihat photo-photo ini, menggemaskan melihat anak-anak toddler ini melakukan manasik haji >:D< 
 
Dan musim haji, selalu membuat hati ayah dan bunda syahdu, selalu merindu kembali ke Baitullah. Semoga kami dimudahkan Allah untuk kembali lagi. Aamiin.

 

Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 10/24/2012 12:46:00 AM 0 comments  

Labels: Adek Reefa, Al Fikri, Toddler

2,5 Tahun

Oct 8, 2012


Alhamdulillah, 2,5 tahun dek Reefa  >:D<

Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 10/08/2012 11:38:00 PM 0 comments  

Labels: baby Reefa

Di Dieng, Hati Kami Tertambat

Oct 3, 2012



Seperti posting new place new experience, pulang Lebaran kemaren kami berkesempatan mampir ke Dieng. Keindahan Dieng, sering kami dengar dan baca. Dan mendatanginya sendiri, sungguh membuat hati kami tertambat disana>:D<
 
Dieng adalah kawasan dataran tinggi yang terletak di Jawa Tengah, masuk ke wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kawasan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Seperti biasa kami melakukan survey tempat wisata yang akan kami tuju, juga tempat penginapannya. Dari beberapa hotel yang ada di Wonosobo, rekomendasi paling banyak adalah hotel Surya dan hotel Kresna (hotel ini sudah lama berdirinya, konon Charlie Chaplin-pun pernah menginap disini).
Tapi akhirnya kami justru memilih penginapan/homestay saja, tidak sengaja kami menemukan homestay Pondok Bambu SendangSari di agoda.com, yang terletak 7km dari Wonosobo ke arah Dieng. Setelah melihat webnya, menelpon pemiliknya, kami memutuskan nantinya menginap disana.

Pada hari H-nya, kami berangkat dari Jogja (sebelumnya sudah menginap di Jogja), menuju Magelang, Temanggung dan Wonosobo. Di Wonosobo kami sempat membeli makan siang dan melihat sekitaran alun-alun. Jalan penunjuk ke arah Dieng mudah ditemukan. Perjalanan ke Dieng kami disuguhi pemandangan yang luar biasa. Jalan menanjak dan berliku-liku menjadi tidak terasa dengan pemandangan alam yang terhampar di depan mata. Dieng yang dikelilingi Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing membuat wilayahnya subur, cocok untuk bertanam. Tanaman sayuran (kebanyakan kubis, wortel, buah Carica) dikanan-kiri tebing, menambah keindahan menuju Dieng. Sekitar perjalanan 1jam kami sampai di pusat pariwisata di Dieng.

Beberapa lokasi wisata yang inginnya kami kunjungi adalah candi Arjuna, kawah Sikidang, telaga warna, sampai mengejar sunrise di bukit Sikunir. Info lengkap bisa dilihat di Wisata Dieng atau Pesona Dieng. Karena hari sudah menjelang sore, siang itu kami hanya mengunjungi candi Arjuna dan kawah Sikidang.

Candi Dieng, Warisan Maha Karya Abad ke 7 Dari Dinasti Sanjaya ini masih bisa anda nikmati kemegahannya di Dataran Tinggi Dieng. Dulu, hampir sebanyak 400 candi pernah berdiri di tempat yang dijuluki negeri para Dewa ini sehingga Dieng kumpulan Candi Di Dieng di sebut juga sebagai Kompleks Candi Hindu Jawa.
Berdasarkan Prasasti yang ditemukan di situs Dieng, Candi-candi tersebut diperkirakan didirikan pada abad ke VIII- abad ke XIII masehi, sebagai wujud kebaktian kepada Dewa Syiwa dan Sakti Syiwa(istri Syiwa). Copas dari Pesona Dieng.


Di Candi Arjuna


Di sini kecuali melihat candi, juga puas untuk berlarian di rerumputan, berloncat-loncatan dan berphoto-ria :. Panas matahari yang tidak begitu menyengat, udara dingin yang berhembus, membuat kami malas beranjak dari reremputan di samping candinya. Sungguh, nikmat mana yang mesti kami dustakan lagi ?

Dari candi Arjuna, kami menuju ke kawah Sikidang, kawah yang berisi belerang seperti halnya di Tangkuban Perahu. Hanya saja kami tidak turun dari mobil, kecuali situasinya yang penuh, anak-anak juga mulai kecapekan.

Seharusnya kami menuju ke Telaga Warna, cuma kami skip dulu untuk menuju ke penginapan kami. Awalnya kami kira homestay yang kami booking letaknya di sekitar tempat wisata Dieng ini, ternyata lebih dekat ke arah kota Wonosobo-nya, sehingga kami balik arah turun menuju ke lokasi penginapan kami. 


Kami perlu menelpon 2x ke pemilik homestay-nya untuk menemukan lokasinya. Memang tidak ada papan petunjuk ke arah homestay-nya. Tapi dengan bertanya ke orang-orang lokasi desa SendangSari sebenarnya juga mudah ditemukan. Dan lokasinya memang menyendiri, setelah melewati perkampungan SendangSari ini. Perlu diingat, jalan menuju homestay SendangSari ini hanya cukup dilewati 1 mobil saja. Dari 3 rumah yang ada, cuma kami yang ada saat kami sampai. Pemiliknya adalah seorang suami istri yang sudah pensiun, dan menikmati masa tuanya di desa. Awalnya berasa sekali sepinya homestay-nya itu, cuma karena kami datang sudah sore, dan hanya perlu untuk tidur, ya situasinya dinikmatin saja. Belakangan malah kami merasa enjoy dan nyaman tinggal disana, sepertinya keramahan pemiliknya dan anaknya, sungguh membuat kami betah tinggal disana.

Homestay Pondok Bambu, Sendangsari

Malam harinya kami sempat turun ke kota Wonosobo untuk mencari makan malam. Akhirnya kami menemukan warung Mie Ongklok yang terkenal itu. Anak-anak sih tidak begitu suka, kalau ayah bundanya lahap-lahap saja :P , apalagi dengan tempe goreng dan minuman hangat. Tambah sedap waktu membayarnya, sangat murah sekali untuk ukuran orang Jakarta hehehe, Alhamdulillah.

Pagi harinya kami mendapat breakfast dari homestay-nya, hanya teh hangat yang ditaruh di teko tanah, plus nasi goreng lauk telur teplok dan krupuk, tetapi rasanya nikmat sekali. Apalagi kami sempat mengobrol dengan pemiliknya. Konon homestay ini dibangun oleh anak pertama beliau yang seorang arsitek, salah satu tujuannya ya untuk berkumpul kalau anak-anak mereka pulang kampong semua. Sungguh ini menginspirasi kami untuk melakukan hal yang sama ;)

Oh iya, sebenarnya kami berencana melihat sunset di bukit Sikunir. Sayang anak-anak tidak ada yang mau bangun saat sebelum Subuh kami bangunin. Udara dingin dan memang kondisi yang sebelumnya kecapekan membuat akhirnya kami mengurungkan diri mengejar sunrise seperti di Bromo dulu . Pertanda kami harus balik lagi ke Dieng suatu saat nanti, aamiin.

Setelah sarapan, kami check out dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Rencana awal kami akan mampir ke rumah asisten kami yang sudah 6 th bekerja di rumah kami, yang rumahnya di Pekalongan. Melihat peta dan mempelajarinya sebelum kami mudik, kami melihat memang dari Dieng bisa menembus kampong tempat asisten kami tinggal di Pekalongan. Sebelumnya kami mampir ke Telaga Warna terlebih dahulu. Dinamakan telaga warna, memang air dari telaga yang terlihat berwarna warni seperti warna pelangi. 

 Telaga Warna, Dieng

Dari telaga Warna, kami melanjutkan ke arah Pekalongan. Map di smart phone, juga GPS sudah dipasang. Sepanjang perjalanan meninggalkan Dieng tsb, subhanallah, sungguh pemandangan yang luar biasa indahnya yang kami lewati. Kanan kiri jalan lukisan hijau dari Sang Maha Pencipta membuat kami tak lepasnya bersyukur. Perkebunan petani di lereng-lereng bukit, sawah yang mulai menguning, jalanan yang berkelok, pohon-pohon hijau yang menjulang tinggi, angin dingin menerpa kami (sengaja AC mobil tidak dinyalakan selama di lokasi yang hijau ini) sampai desa yang terlihat di bawah (sewaktu jalanan ada diatasnya), sungguh membuat hati kami tertambat akan keindahannya.

Keindahan Dieng yang membuat hati tertambat disana

Makin lama jalan yang kami lalui makin tidak beraspal, setelah jarang ketemu kendaraan lain, dan juga perkampungan jarang kami temukan, kami baru sadar bahwa kami ‘tersesat’. ‘Tersesat’ yang sungguh tidak membuat kami kesal, justru bersyukur karena bisa menikmati keindahan alam yang luar biasa indahnya. Kalau digambarkan, keindahannya itu seperti hanya ad adi photo atau lukisan saja, tapi bedanya sekarang sungguhan di depan mata kami.

Sebenarnya jalan yang kami tuju itu sesuai dengan petunjuk GPS, dan setelah kami bertanya memang bisa jalan tsb menuju ke Pekalongan, tapi memang jalanannya belum beraspal dan jarang kendaraan lewat sana (jadi ingat kulwit baik dan benar Akhirnya kami memutuskan memutar balik melalui jalan umum :P.



Dari perjalanan ini, sungguh kami sangat bersyukur memutuskan mengunjungi Dieng, pemandangan yang sangat indah, penduduk yang ramah, makanan yang berlimpah (hehehe), membuat hati kami tertambat di Dieng, kami berencana suatu saat akan kembali lagi. Bahkan ayahnya anak-anak sempat berkelakar “Bun, kita besok kalau pensiun tinggal di Dieng aja yuk”. Aamiin [-O<

Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 10/03/2012 11:48:00 PM 4 comments  

Labels: Dieng, Liburan, travelling

Newer Posts Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod