Kalau ditanya bagaimana kesannya menjadi volunter di hari inspirasi 20 Februari kemaren, jawabnya seru habis. Rasanya sehalaman tidak cukup mengungkapkan apa yang saya rasakan kemaren, dari deg-deg an, perut mules, sampai akhirnya enjoy menikmati sharing di kelas sampai suara serak, lapar dan capek, semua terbayar tuntas di akhir jam mengajar, hanya satu kata : ketagihan, iya ... saya ketagihan mengajar anak-anak itu, senyum tulusnya, mata polosnya, tingkah polahnya, binar-binar kegembiraan mereka, semua masih melekat di hati saya sampai sekarang. Count me again for next Kelas Inspirasi please, aamiin.
Dan inilah ceritanya .....
Setelah briefing kelas inspirasi, kami kelompok 51 berkomunikasi via email dan group BB (sayang cuma sedikit membernya). Awalnya saya agak pesimis kog kelompok saya adem ayem saja ya ? Sedangkan kalau melihat TL-nya @kelasinspirasi, kelompok lain kelihatan sudah heboh persiapannya .
But the show must go on Semakin mendekati hari H makin banyak yang kami diskusikan dan tambah kompak . Sempat survey hari Sabtu 9 Februari untuk melihat lokasi SD-nya. So ada gambaran lebih bagaimana di hari H nya.
Yang seru membuat jam mengajar buat kami ber-15. Karena ada kelas gabungan untuk diajar yoga, jadi pembagian kelas lainnya agak tricky, sampai H-1 jadwal baru bisa fixed dan itu sudah 8x revisi hahaha (big thanks to mba Nia).
Weekend sebelum hari H, saya membuat mainan telp dari kaleng bekas. Ya, saya akan mencoba menerangkan pekerjaan saya di dunia telekomunikasi dari mainan telp kaleng tsb. Total saya membuat 4 pasang telp kaleng (4 kaleng dari susu bendera dan 4 kaleng dari permen fox). Saya mencoba latihan mengajar ke kakak Shafa dan mas Hafiz, hasilnya mereka lebih banyak tertawa melihat bundanya menjadi guru
Akhirnya saya mencoba membuat garis besar apa yang akan saya omongkan saja. Lesson plan yang harus kami ajarkan adakah siapa saya, apa profesi saya, apa yang dilakukan sehari-hari di pekerjaan saya, apa dampak pekerjaan saya buat masyarakat dan bagaimana caranya menjadi seperti profesi saya. H-1 juga saya baru kepikiran meng-print gambar tower BTS dan ruangan switching, pikir saya bisa jadi gambaran anak-anak bagaimana perangkat core itu bentuknya.
Jujur saya deg-deg an membayangkan hari H nanti. Bismillah deh judulnya
20 Februari 2013
Saya bangun jam 03:00. It is the big day. Sebelumnya saya sudah pamit kepada anak-anak kalau pagi itu mereka tidak akan menjumpai bundanya di pagi hari. Mbak asisten sudah saya wanti-wanti bangun lebih pagi dan turun menunggu si bontot.
Jam 4 kurang saya dianter suami saya ke meeting point dengan teman kelompok di Masjid Pondok Indah. Selesai sholat subuh, menunggu pak Arief datang, akhirnya jam 05:20 kami bertiga (saya, pak Arief dan Shafiq) meluncur ke lokasi SDN05 Joglo Pagi. Mba Nia dan mba Yani yang sebelumnya mau janjian bareng tidak jadi karena kesiangan hihihi ....
Menjelang jam 6, sebelum mendekati lokasi SD 05, hujan turun dengan derasnya. Woww, komat kamit kami berdoa semoga diberi yang terbaik. Dan Allah sungguh Maha Baik, begitu parkir di depan lokasi SD05, hujan berhenti. Subhanallah.
Waktu tak terasa sudah menunjukkan pukul 06:30 seiring mulai berkumpulnya kelompok kami, tinggal mbak Karyani dan mas Arief Fadhilah yang belum hadir. Anak-anak mulai dikumpulkan di lapangan, aura kepolosan, ketulusan mulai membahana, diiringi perut yang melilit semakin mendera
Setelah dibuka perwakilan dari sekolah, pak Yudhi sebagai ketua kelompok kami memberikan sepatah kata perkenalan dan tujuan kami datang ke sekolah. Oh iya sebelumnya melihat para guru mengatur murid-murid untuk tertib, membuat saya makin menyadari, jadi guru itu tidak gampang.
photo bersama sebelum upacara
Sebelum masuk kelas sesuai jadwal kami, kami briefing sebentar di ruangan guru (tempat markas kami selama di sekolah), dilanjutkan berdoa bersama agar kelas inspirasi bisa berjalan lancar, dan diakhiri yel bersama ................ lima-satu-inspirasi
Giliran saya di jam ke-2, dan saya mendapat giliran mengajar di kelas 4B, 5B, 1A dan kelas 6. Kupu-kupu di perut rasanya makin menari-nari. Dan itu dirasakan oleh pengajar lainnya juga ternyata Waktu menunggu 30 menit tidaklah lama. Saya sempat berkeliling melihat para pengajar di jam pertama. Paling juara memang kelas yoga-nya pak Yudhi, namanya anak-anak ya, dimana-mana maunya belajar dengan sistem bermain
Kelas 4B
Tibalah giliran saya mengajar pertama kali di kelas 4B. Alhamdulillah ada ibu guru pendampingnya (sebelumnya memang pihak sekolah mengatakan akan ada 1 guru pembimbing tiap kelasnya), jadi anak-anak kelas 4B aman terkendali. Dan tak lama kupu-kupu di perut saya hilang, tandanya sudah bisa mengendalikan suasana hehehe.
Kelas 1A
Saya tahu kelas 1 paling dihindari secara biarpun anak-anaknya paling imut dan mungil, tapi juga paling susah diaturnya hahaha. Dan benar saja, sewaktu saya masuk ternyata tidak ada guru pendampingnya, rasanya suara saya makin lama makin habis
Paling berkesan ketika saya menanyakan siapa yang mau mencoba telp kaleng, semua tunjuk tangan dan bangkit dari mejanya mengerubungi saya di depan kelas (berasa jadi oran penting ). Dan itu selalu terjadi ketika saya bertanya walaupun sudah berulang kali saya bilang hanya anak yang duduk yang akan mendapat giliran hehehe. Akhirnya sistemnya saya ubah. Tidak efektif karena justru membuat kelas makin tidak terkendali
Di lain kesempatan, ada anak yang bertengkar dengan temannya sampai si anak ini menangis . Woww, pengalaman saat menjadi pembina pramuka dulu saya keluarkan. Saya hampiri si anak nangis, saya tanya mengapa menangis sampai akhirnya teman satunya mau minta maaf. Pfuihhh ...
Kelas 5B
Disini juga tidak ada guru pendampingnya, tapi karena sudah kelas tinggi, anak-anak lebih mudah dikendalikan. Di setiap kelas pasti ada pemimpin jagoannya ya ? dan selalu memang anaknya kelihatan lebih cerdas dibandingkan lainnya. Ryan namanya, dia selalu membeo ucapan saya yang kelihatan medoknya dengan fasih
Sewaktu saya tanyakan fungsi HP buat apa saja, mulailah mereka menjawab "untuk telp, SMS-an, facebook-an, twitter-an". Bahkan ada pertanyaan "Bu, kenapa banyak SMS penipuan ?", "Bu, kenapa banyak teror via HP?", sampai ada yang bertanya "Bu, ini iphone ya ? Harganya berapa bu?"
Kelas 6
Saya mengajar di jam terakhir, jadi situasinya sudah semakin panas. Anak-anaknya semakin tahu bagaimana penggunaan telpon selular itu. Jadi suasana semakin santai, lebih seperti diskusi. Di sini pertanyaan-pertanyaan lebih banyak lagi.
"Bu, kenapa bbm lambat?"
"Bu, kenapa di rumah saya internet pakai HP lelet ya ?"
"Bu, operator bisa baca SMS saya ya ?"
"Bu, operator bisa lacak lokasi HP saya ya ?"
"Bu, kenapa HP saya suka bunyi tit tit tit terus ya?"
Di kelas 6, saya juga menyisipkan pesan bagaimana mereka harus pantang menyerah untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak ada alasan keterbatasan beaya misalnya, selalu ada jalan untuk yang mau berusaha.
Saya contohkan juga bagaimana di kantor saya banyak lulusan STM yang bekerja sambil melanjutkan sekolah D3/S1.
Di akhir acara, waktu tanya jawab cita-cita mereka, ada Salsa yang mau jadi penyanyi dan mau menyanyi di depan kelas. Saat dia masih malu-malu, teman-temannya serentak berseru "Salsa ... Salsa .... Salsa". Wowww, takjub saya, dan Salsa dengan pedenya maju dan menyanyikan lagu Firework-nya Katy Perry (saya tahu judulnya ini setelah di rumah saya tunjukan rekaman ke anak sulung saya hehehe), dan Salsa memang terbukti berbakat di bidang tarik suara, go fight for your dream Salsa
Salsa and friends
Di semua kelas, saya mengawali dengan ice breaking dulu, kemudian menceritakan bagaimana pekerjaan saya. Saya awalin dengan permainan telp kaleng, disini anak tahu dari kaleng 1 bisa mengirimkan pesan ke kaleng 2 melalui perantara benang. Bunyi merambat melalui zat perantara benang (ahaa, ini malam sebelumnya saya baca tentang rambatan bunyi di buku Sains kelas 4 punya anak saya, klop deh sekalian merefresh otak saya ).
Dari telp kaleng, saya beranjak ke telp rumah (PSTN), anak-anak mengerti telp rumah atau telkom itu bunyi berpindah melalui kabel telkom (ini benda nyata, jadi anak mudah menangkapnya). Baru kemudian beranjak ke telp selular. Saya bawa 2 HP dan saya tanyakan ke mereka, bagaimana HP1 bisa menghubungi HP2 ? Via media apa ? Dari situ anak jadi mengerti media transmisi yang digunakan. Saya tunjukkan juga gambar tower BTS sebagai pemancar sinyal, sampai ke ruangan switching dimana di ruangan tsb mengatur semua pengoperasikan telp selullar itu.
mencoba telp kaleng
Intinya sih itu, bahasanya tinggal disesuaikan dengan tingkat kelas anak-anaknya. Yang jelas sih 4 prinsip jujur, kerja keras, pantang menyerah dan kemandirian saya selipkan di setiap kata-kata saya. Di kelas 4, 5 dan 6 karena mereka sudah mengenal sosial media, saya mencoba menjelaskan dibalik keuntungan teknologi data itu, tentunya ada sisi negatifnya juga. Saya tekannya jangan pernah mengumbar data pribadi di dunia maya (analogi dunia maya saya ibaratkan seperti hutan belantara, kalau anak-anak mau masuk ke hutan harus dengan pengawasan orang tua/dewasa, begitu juga kalau memasuki dunia maya, ini idealnya sih, semoga begitu juga kenyataannya, aamiin ).
Satu hal yang saya (dan teman-teman) rasakan, sehabis mengajar 2 kelas, rasanya suara ini makin habis dan tenaga terkuras. Duh, salam hormat ke seluruh jajaran ibu/bapak ibu guru di penjuru negeri, sungguh jasanya tak ternilai.
Saya juga membuktikan bahwa metode aktif learning lebih mengena untuk usia SD. Dengan simulasi telp kaleng itu (juga mencoba telp memakai HP, ada loh ada anak yang belum pernah menggunakan HP), enggak kelas 1, enggak kelas 6-pun semua semangat dan rebutan mencobanya. Kesimpulan sederhana saya sih, pengajaran dengan aktif learning akan lebih berhasil untuk anak-anak usia SD itu. Jadi, hello pemerintah, please deh tidak perlu gonta ganti kurikulum terus, lebih baik ibu bapak guru lebih diasah lagi kemampuan mengajarnya, insyaAllah akan lebih berhasil untuk pendidikan kita (eh, ada yang membaca ennggak ya pejabat kita ? hehehe.
saya dan anak-anak kelas 6
Acara kelas inspirasi ditutup dengan photo bersama papan cita-cita mereka (tiap kelas ada papan yang diisi cita-cita anak-anak). Semoga apa yang kami lakukan ini bisa menginspirasi anak-anak, biarpun menurut kami, justru kamilah para volunter yang terinspirasi
Berikut list 15 volunter dari Kelompok 51 Kelas Inspirasi 2013 :
1. Mas Adhit, produser TV, sempat di akhir kesempatan 'berdebat' tentang siaran berita TV yang cenderung over, dan beliau menjawab "Di dunia ini ada kebaikan dan keburukan, tinggal kita memilih mau yang mana. Pilihan itu ada di ujung jari (=remote) kog, mau nonton sinetron atau siraman kalbu".
2. Pak Arief Purwanto, dosen di Bogor, dari awal sudah kelihatan serius dan tahu banyak hal. Ya iyalah ya ?
3. Mas Arief Rachmat, kerja di perusahaan minyak divisi keselamatan kerja. Salut dengan semangatnya mas Arief ini. Selasa malam terbang dari Kalimantan-Jakarta, Rabu siang sehabis kelas inspirasi langsung terbang lagi ke Kalimantan.
4. Mba Nia, pekerja kemanusiaan, sebelumnya di ILO, sekarang di Asean, ter-wow terus mendengar cerita mba Nia sewaktu tugas di Aceh dan Jayapura, salute mba.
5. Mba Ethika, manager keuangan, di Palang Merah Denmark.
6. Mba Fitri, bidang inspeksi da sertifikasi pangan.
7. Mas Yoga, bekerja di salah satu perusahaan es krim, di bidang marketing komunikasi. Di akhir sesi kelasnya ditagih es krim deh
8. Pak Imron, bekerja di perusahaan perminyakan juga.
9. Mba Shinta, punya perusahaan beton, bahkan menang tender di terusan tol Cijago-Cinere
10. Mba Karyani, bekerja di perusahaan minyak juga, bagian keselamatan kerja.
11. Mba Rani, dokter laktasi yang cantik dan selalu ceria. Medoknya saingan dengan saya.
12. Pak Naresh, yang mengenalkan ke murid-murid dengan nama Sharuh Khan, pemilik agent travel , juga usaha toko kain Mac Mohan di Solo (woww, toko ini saya kenal sejak jadul loh)
13. Mas Shafiq, seorang Strategic Planner, juga founder @AyahAsi dan @IDberkebun. Analisa tentang kondisi politik dan apapun yang sedang in saat ini sangat akurat dan dapat dipercaya deh
14. Pak Yudhi, pengajar favorit karena beliau instruktur yoga.
15. Mba Eva, photografer di kelompok kami, kerja di World Bank.
See, baru kenal kemaren saja sudah membuat saya terkagum-kagum dengan mereka. Terlebih lagi dengan ter-wow-wow yang sering muncul dari mulut saya, yang paling saya kagumi adalah mereka semua sangat humble. Lucky me bisa satu kelompok dengan mereka. InsyaAllah silaturahim tetap terjaga ya temans.
pengajar kelompok 51
Dan saya tambah belajar tentang hal-hal berikut :
1. Satu hari mengajar, kami begitu perlu banyak persiapan, energi begitu terkuras. Bagaimana dengan bapak ibu guru yang mengajar tiap hari itu ?
2. Saya sempat ngobrol dengan salah satu guru senior di SD tsb. Beliau dari rumah sebelum jam 6. Saya sempat tanya bagaimana dengan pelatihan yang di dapat ? Belaiu menjawab ada pelatihan walapun masih terbatas. Belum lagi harus selalu menyesuaikan dengan perubahan kurikulum yang ada. Beliau bahkan menenangkan kami di awal-awal kegugupan kami dengan memberi trik dan tip mengajar anak-anak kelas rendah. Terimakasih banyak ya bu.
3. Kesabaran para guru yang dari dulu saya kagumi. Saya menghadapi anak sendiri dan hanya 3 saja kadang rasanya stock sabar sudah diambang batas limit. Bagaimana dengan para bapak guru itu ? Pasti mereka juga mempunyai masalah keluarga sendiri, masih tiap hari menghadapi 40 anak, selama 8 jam pelajaran dan segala tingkah polah beraneka ragam. Dari mana stock sabar mereka bisa peroleh ? Padahal yang mereka ajar anak orang loh. Hiks rasanya ter-jleb lagi buat saya tentang kesabaran ini.
4. Anak-anak itu harapan negeri, kita ikut menanggung janji kemerdekaan. Rasanya masih sedikit yang telah saya pribadi perbuat. Ya Allah, mudahkan kami ikut langsung membalas janji tsb. Aamiin.
5. Kesimpulan, justru kami yang lebih terinspirasi dari kelas inspirasi ini. Saya yakin begitu juga dirasakan beratus relawan di Jakarta dan kota lainnya.
Selesai kelas inspirasi, follower twitter saya kebanjiran difollow anak-anak kelas 5 dan 6 SDN 05 Joglo Pagi itu. Baru kali ini saya kebanjiran minta di fallback hahaha. Beberapa mention minta kami kembali lagi ke SDnya. Oh anak-anak generasi digital Semoga mereka bisa memanfaatkan media sosial dengan bijak
photo bersama, super heboh
InsyaAllah kami akan kembali ke SD05 Joglo 5 Pagi tanggal 16 Maret untuk menyerahkan sumbangan buku untuk membangun perpustakaan mereka. Semoga acara juga berjalan dengan lancar. Lets dance together.
"Langkah menjadi panutan. Ujar menjadi pengetahuan. Pengalaman menjadi inspirasi"
*photo lain menyusul dari mba Eva*
4 comments:
Subhanallah..keren banget Lik!
aku takjub dan terharu bacanya..., sekolahnya tampak bersih yaaa..., itu salah satu kelas..persis sis kelasnya Ayra hehehe..,
Insya Allah, anak2 nggak akan lupa ttg hari itu..yakin aku.., karena hari itu cara belajar mereka pasti beda banget..,
ralat dikit, itu produser TV ya Lik, bukan prosedur hihihi...
aku nggak pernah bosen baca blog-nya yg pernah ikutan KI atau PM, buku KI belum ada ya?
mau dooongg..jadi muridnya Ibu Guru Lilik..., *keren*
Keren..keren...salut utk PM, KI dan para volunteer..
Selamat yaa, bun bisa menjadi bagian dari kegiatan ini..
Aku ceritain ah sama yanda biar ikut juga..:)
@Rahma, udh diralat yaaa, hihihi perasaaan kmrn udh diralat, ternyata salah juga :)
thanks manya. smoga semangat anak2 itu tdk luntur ditempa jaman ya ? ;)
yg buku KI spt baru disusun, kata ada page book dari KI 2 kmrn, kmrn tiap klpk udh ngumpulin gitu.
hihihi, sini sini, jgn diketawain medok-nya bu guru Lilik ya nanti :D
@bunda Lita, thanks bun (jd maluuu blm byk berbuat dibandingkan bunda lita loh).
wah ga cuma yanda, bunda Lita jg bisa loh bu. kan ngajar piano super kereeen tuh bun ;)
btw skr baru dibentuk KI per wilayah (efek ikutan KI 2 kmrn, para volunter lgs bikin per wilayah gitu, Depok, Bekasi, Tanggerang, Jaksel, Jaktim dll), ntar klo di Depok sudah jadi harus ikutan ya bun, ntar kukabar2in yaaa ...
Post a Comment