Sabtu, 9 Februari 2013
Dari pagi TL @kelasinspirasi sudah ramai dengan info dari para relawan/panitia Kelas Inspirasi (KI), maupun juga antusias para volunter KI. Briefing dilakukan di Aula Gedung Indosat lantai 4
.
Jam 1 kurang, saya sudah sampai di lokasi briefing. Saya diantar suami saya dan kakak Shafa, sambil menunggu saya, siang itu judulnya juga
father-daughter me time
Benar dugaan saya, ramai sekali suasana di lokasi tempat briefing. Tidak lama kami para relawan dipersilahkan masuk dan mencari kelompoknya masing-masing. Tiap kelompok nantinya ada 1 fasilitator (dari mantan para Pengajar Muda dan mantan KI kelompok 1 tahun lalu). Begitu membaur, rasa deg-deg an, minder saya rasanya hilang . Tidak ketahuan mana yang CEO, mana yang engineer deh. Walaupun kalau kelompoknya ada publik figure (ada A. Fuadi, penulis terkenal itu), pasti beda rasanya . Satu hal yang saya rasakan, semangat tulus itu benar-benar menular. Rasanya seluruh ruangan yang penuh lebih dari 600 relawan itu, disamakan dengan 1 rasa, ketulusan ("hei, tulus kog bilang-bilang", kata mas Adhi Nugroho, ketua pelaksana KI
)
Acara dibuka oleh MC, kami diminta berdiri (acara memang lesehan) dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Selalu terjadi, dimana saya mendengar maupun menyanyikan lagu kebangsaan ini, rasanya merinding, mata saya menahan air mata menetes. Rasa kebanggaan akan tanah air itu, nyata sangat terasa, nyata masih dimiliki oleh banyak warga negara tercinta ini. Apa yang saya rasakan ini juga ternyata dirasakan relawan lainnya yang saya ketahui belakangan dari TL @kelasinspirasi.
Sehabis menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diputarkan sekilas video anak-anak SD di KI pertama, beberapa anak itu mengungkapkan apa yang menjadi cita-cita mereka, juga beberapa harapan dan optimisme dari para peserta KI pertama tentang masa depan anak-anak bangsa itu.
Pemutaran video itu hanya singkat, tapi sangat membekas di hati saya. Ada seorang anak yang bilang cita-citanya menjadi dokter hewan, dan slide kedua anak itu menyambung "tapi aku belum pernah ketemu dokter hewan".
Ada anak yang berkata ingin menjadi pengacara, agar bisa membela kaum miskin untuk memperoleh keadilan.
Ada anak yang berkata ingin jadi guru, untuk berbagi ilmu yang dia punyai. Ahhhh, mata saya langsung mengembang lagi melihat video singkat itu. Ya Allah, mudahkanlah jalan anak-anak bangsa itu mencapai cita-citanya. Aamin.
Acara selanjutnya sambutan dari CEO Indosat, pak Alex, yang ternyata istri beliau juga ikutan di KI pertama. Intinya Indosat mendukung acara-acara KI ini. Puncak sambutan tentu saja dari pencetus IM yaitu bapak Anies Baswedan. Sungguh menginspirasi banyak orang ya beliau ? Beliau menceritakan latar belakang adanya KI, bahwa kita professional ini sejatinya adalah korban pendidikan, dan sudah selayaknya pula kita membalas kepada Negara ini. Kita bisa menyumbang banyak ke Negara, baik itu sumbangan uang, materi, tenaga bahkan nyawa. Tetapi yang terpenting adalah sumbangan kehadiran. Cuti sehari tidak akan merugikan buat para peserta KI, being inspire, will inspired.
pak Anies Baswedan selalu menginspirasi
Jangan pernah mengecam kegelapan, lebih baik nyalakan lilin. Jangan suka mengeluh akan sesuatu hal, lakukan perubahan dari diri sendiri (ini sungguh jleb sekali buat saya). Think big, Act small, start now. Saya sangat terkesan ketika beliau menceritakan para Pengajar Muda yang dikirim ke pelosok penjuru tanah air, jika ada yang bertanya siapa yang mengirim para pengajar muda itu, jawabnya adalah standar, yaitu "Tidak peduli siapa yang mengirim kami, kami datang ke sini mewakili bangsa dan Negara ini, untuk membayar lunas janji kemerdekaan". Huhuhu merinding saya mendengarnya.
Di akhir pidatonya, beliau juga berpesan 4 Hal yang mendasar yang harus dishare para relawan KI ke anak-anak SD itu adalah :
1. Kejujuran/Integrity
2. Kerja keras
3. Pantang Menyerah
4. Kemandirian
Titipkan bibit-bibit mimpi di diri anak-anak, yakinkan mereka bahwa dreams can change your life.
Briefing dilanjutkan oleh mas Bobby Hartanto, beliau adalah seorang dosen, pendidik, motivator, dan lainnya, intinya benang merah pekerjaan beliau adalah di bidang pendidikan. Mas Bobby memberi pengarahan bagaimana mengajar yang efektif. Juga juga dengan trik-trik supaya suasana kelas tetap konduksif dan menyenangkan
Detailnya ada di modul yang sudah kami dapat dari panitia KI. Yang mengasyikkan adalah bagaimana mas Bobby mengajak kami langsung praktek untuk membuat kelas yang menyenangkan. Some ideas of managing context bisa dengan drum roll, light camera action, call back, capture attention (missal tepuk 1x, 2x, 3x dst, follow me if u can), dan reinforcement (misalnya two clap, toss, power whoosh, geometric clap).
Wow, banyak cara ya membuat anak-anak untuk tetap memperhatikan pengajarnya ? sepertinya sih mudah, tapi saya yakin kenyataannya tidak akan begitu hahaha. Yang pasti dari praktek langsung itu kelihatan bahwa di diri orang dewasa sejatinya ada sebagian diri anak-anak di dalamnya
Dari briefing itu, saya masuk ke kelompok 51, dan mendapat lokasi :
SD Joglo 5 Pagi
Jl Komplek DKI RT 02/RW 08
Kelurahan Joglo Jakarta Barat
(Samping Puskesmas Joglo).
Kelompok kami ada 14 orang, beragam profesi ada, dari yang kerja di Asean, pengusaha beton, pengajar yoga (pak Yudhie, ketua kelompok kami), kerja di Palang Merah, berbagai bidang pegawai termasuk saya
InsyaAllah hari Sabtu besok kami akan survey ke SD tsb, untuk lebih mengenal suasana SD-nya, juga untuk memperkirakan dari rumah harus berangkat jam berapa. Sepertinya harus berangkat sebelum Subuh, secara jam masuk sekolah adalah 06:30. Oh iya pak Anies juga berpesan agar kami tidak sampai terlambat datangnya, kalau sampai terlambat akan membuat susah ibu/bapak gurunya karena anak-anak akan bertanya Katanya untuk sukses harus on time, kenapa mereka terlambat pak? hihihi
Bismillah, sudah ada bayangan bagaimana menerangkan profesi saya, mau saya praktekkan di depan anak saya, semoga semuanya dimudahkanNya. Aamiin.
Oh iya waktu perjalanan pulang, saya menceritakan bagaimana jalannya briefing ke suami saya dan kakak Shafa. Bagaimana suatu inspirasi itu sangat menular. Saya mengutip kata pak Alex tadi juga, bagaimana seseorang bisa menjadi inspirator orang lain. Kemudian ayahnya menyambung, "the simple thing is, kakak harus bisa menjadi inspirasi buat adek-adeknya kakak". InsyaAllah ya kak.
"Langkah menjadi panutan. Ujar menjadi pengetahuan. Pengalaman menjadi inspirasi."