Menyapih Reefa
Dec 27, 2012
Bulan Oktober kemaren Reefa sudah 2,5 th dan masih menyusui. Saya berhenti memerah asi di kantor sewaktu Reefa 22 bulan. Usia 2 th saya mencoba menyapih Reefa, hasilnya gagal total. Kecuali asi saya masih lumayan ada (dalam artian 2 hari sewaktu saya mencoba menyapih Reefa, PD saya bengkak, akibatnya meriang yang tak gembira ). Pun sepertinya sugesti yang saya berikan ke Reefa bahwa dia harus berhenti nenen kurang mempan. So kecuali anak rewel bukan maen sewaktu mau tidur malam (tidur siang selama tidak ada bundanya bukan menjadi masalah buat Reefa hehe), PD bengkak yang membuat badan meriang, akhirnya saya menyerah menyusui Reefa kembali.
Moment yang tidak terlupakan buat saya, sehabis 2 malam 'menyapih' yang gagal, malam ketiga sewaktu Reefa tahu boleh menyusui kembali, pandangan matanya sangat menyentuh hati saya, dan dia bertanya "beneran nih bun, boleh nenen lagi ?"
Belajar dari pengalaman tsb, saat usianya 2,5 th, sebelumnya sudah saya sugesti kata-kata ini "nenen habis, minum air putih" setiap malam. Lucunya, kalau saya mulai ngomong seperti itu, Reefa ikutan membeo berulang kali sampai saya ketawa terpikal-pikal , akhirnya saya bulatkan tekad untuk menyapihnya, asi saya pun juga mulai habis.
Bulan Oktober itu saya mendapat tugas ke Malang selama 4 hari. Kesempatan ini saya gunakan untuk menyapih Reefa. Sebelumnya saya sudah menyiapkan suami dan mbak pengasuhnya, jikalau malam hari dia rewel mencari (nenen) bundanya.
Di luar dugaan, 3 malam tidak ada bundanya, Reefa bisa langsung tidur seperti halnya tidur di siang hari. Cuma sekali dia terbangun di tengah malam dan 'cuma' mengajak bermaen saja.
Tantangan dimulai ketika saya kembali ke rumah. Saya sudah menyiapkan mental kalau Reefa akan rewel minta nenen ketika mau tidur. Dan ini kejadian. 3 malam pertama, tidurnya jadi larut malam, minta digendong, naik ke lantai atas, turun lagi, baca buku dan berbagai kegiatan lainnya, dan dia masih berkali-kali minta nenen. Tentu saja tidak saya turutin walaupun mendengar rengekan tangisannya bikin hati ini meleleh. The show must go on
Selama proses menyapih ini, Reefa pernah bertanya "nenen bunda sakit ya ?". Entah dari mana dia bisa berpikir begitu. Sewaktu saya jawab iya, dia berkata lagi "diolesin minyak ya bun biar sembuh, nanti kalau sembuh ∂ķΰ nenen lagi" wahhhh, gubrak deh, ajaran yang sesat Setelah itu kalau dia bertanya apa nenen bunda sakit, saya tegas menjawab "nenen bunda tidak sakit, nenen bunda habis. Titik"
Malam ke-4, dia mulai tidak minta nenen lagi. Tapi tidur larut malam dan berbagai kegiatan seperti di atas berulang kembali. Godaan terbesar jikalau tengah malam dia terbangun dan menangis (walaupun sudah tidak minta minta nenen lagi). Duh benar-benar menguji mental bundanya.
Kejadian ini berlangsung sampai 12 hari. Di ujung dua minggu itu, saya sempat berkata ke ayahnya "apa Reefa memang belum siap ya? Kadang tangisannya itu sungguh membuat bunda ragu ?"
Dan selalu percaya bahwa perjuangan insyaAllah selalu berbuah kemanisan. Sehabis saya setengah 'mengeluh' begitu (badan rasanya rontok 2 minggu kurang tidur hehehe), Allah memudahkan jalan menyapih Reefa.
Tepat 2 minggu, Reefa mulai mudah untuk tidur malam. Ritual malam memang semakin panjang, kadang juga masih suka digendong dulu, but its oke, dia sudah berjuang sejauh itu. Alhamdulillah setelahnya dia resmi selesai disapih. Menyusui 2.5 th memecahkan rekor dari kakak-masya (wajar ya, bukannya harus belajar lebih baik dari sebelumnya ? ).
Tantangan masih berlanjut ketika berpergian dan waktunya tidur. Sewaktu kami liburan ke Garut itu, Reefa sempat menangis hampir 2 jam sewaktu berangkat. Entah karena bangunnya kepagian, ataupun sebab lain, sewaktu sudah sampai Garut dan dia kembali ceria, dan ditanya utinya kenapa menangis, jawabnya "aku mau nenen bunda"
Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 12/27/2012 12:07:00 AM 0 comments
Labels: Adek Reefa, asi, menyapih, sweet memory
A Letter From Kakak Shafa
Dec 26, 2012
For my dearest Bunda
Happy mother's day to my beloved bunda !
Thank you for anything bun anything you gave to me.
All the memories we spent together in your very busy day.
Sorry for all my mistakes, sometime I don't even listen to what are you talking about.
I love you bun, no matter what. You alwyas there when I'm happy/sad.
You always remind me to do good things, not the bad things.
You always remind me when I ate a lot of food.
You always remind me when I spoke a bad word/spoke loudly.
I will remember our memories we spent together.
Thanks for everthing mom, and sorry for all my fault
Sorry if I wrote very short letter for you.
I love you bun !
with love,
your first children
Shafa
"All memories we spent together in your very busy day"
"Sorry for anything bun"
"Be strong enough to let go, be patient enough to wait for your deserve"
- Bunda
for you greatest bunda ever ...
from your un-controlable child
*bunda's note :
Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 12/26/2012 11:32:00 PM 3 comments
Labels: Catatan Shafa, parenting, sweet memory
Liburan Ke Garut
Dec 25, 2012
Cita-cita kami dulu honey moon ke Kampung Sampireun (kala itu baru tenar-tenarnya), sayang cita-cita itu belum kesampaian. Keep your dreams ! Alhamdulillah akhirnya cita-cita ke Garut terlaksana long weekend November kemaren, walaupun judulnya bukan honey moon, karena sudah dengan 3 buntut dan dengan kakung utinya anak-anak
Awalnya pengen nginep di Kampung Sumber Alam, Mulih Ka Desa ataupun Danau Dariza. Tapi ternyata sudah full booked semua, padahal masih sebulan lebih dari hari H (kesimpulan Garut sudah jadi incaran tujuan wisata warga ibukota). Akhirnya 'terpaksa' menginap di Kampung Sampireun , really dream come true, alhamdulillah.
Kami berangkat dari Depok sekitar jam 5 pagi, sempat 2x berhenti di peristirahatan, sekitar jam 9:30 kami sampai di Garut. Karena belum bisa check in, pertama kali kami menuju ke Candi Cangkuang.
Candi Cangkuang
Di Candi Cangkuang ini (candinya cuma 1 dan kecil) ada makam Arif Muhammad, yang konon menyebarkan agama Islam di desa Cangkung tsb. Kalau candinya sendiri sudah dibangun sejak jaman kerajaan Hindu dahulu.
Sebelum masuk kawasan candi, kita akan melewati juga kampung Pulo, kampung ini hanya berisi 6 rumah adat, yang berjejer dan berhadap-hadapan. Ada juga sebuah masjid kecil. Jumlah rumah ini tidak boleh ditambah dan hanya dihuni oleh 6 keluarga saja. Secara turun menurun mereka menempati rumah adat tsb, bila anak mereka sudah menikah harus meninggalkan kampung Pulo. Menarik sekali ya kehidupan di kampung Pulo ini ? Kalau pas ikut rombongan bisa dijelaskan secara detail sejarah candi Cangkuang dan kampung Pulo ini.
Setelah selesai berkeliling, kami menuju Garut kota, untuk menuju ke Kampung Sampireun. Petunjuk arah ke Kampung Sampireun sangat jelas ditemukan walaupun letaknya agak jauh dan masuk ke perkampungan.
Taman Mawar Situ Hapa
Sebelumnya kami makan siang di Kebun Mawar Situhapa. Letaknya 3km di atas atau setelah Kampung Sampireun, jadi searah dengan tujuan kami juga. Awalnya saya menemukan taman ini sewaktu google tentang wisata garut. Wah langsung jatuh cinta dengan keindahan alamnya, dan kenyataannya memang sangat indah tamannya. Sayang menu makan siangnya sangat standart. Next kalau ke sini cukup duduk-duduk manis pesan teh/kopi dan waffle-nya saja
Bermacam-macam bunga, tidak hanya mawar ada di Situ Hapa ini, bahkan ternyata ada penginapannya juga. Tamannya bagus buat berphoto-ria, bahkan disana juga menerima acara pesta pernikahan. Untuk photo pre-wedd juga bagus
Kampung Sampireun
Akhirnya setelah selesai makan kami menuju ke Kampung Sampireun. Dulu kami mengira untuk menuju ke vila-vilanya harus menggunakan perahu, ternyata di sekeliling danaunya itu ada jalan setapak, jadi semisal tidak berani naik perahu bisa jalan kaki di sekeliling danaunya tsb.
Anak-anak sangat senang, maklum pengalaman pertama menginap di atas danau. Belum apa-apa sudah mengajak naik perahu. Di setiap villa memang disediakan perahu, bila tidak mau mendayung sendiri bisa minta tolong ke petugasnya untuk membantu mendayungnya.
Di Kampung Sampireun, selain naik perahu, memberi makan ikan (ada jatah makanan ikan di setiap villa, dan ikannya sangat banyak dan besar-besar membuat dek Reefa ga mau berhenti memberi makannya), ada area bermain bolaa, berenang, atau sekedar jalan-jalan mengelilingi danaunya. Setiap sore ada musik kecapi/angklung yang dimaenkan di main stage danaunya, ada snack sore juga di restorannya. Kalau malam hari sewaktu kita dinner juga akan dihibur dengan musik tradisional Sunda dan tarian jaipong. Setiap malam jam 9 juga mendapat minuman hangat (sekoteng) yang diantar memakai perahu dan diiringi musik kecapi. Konon musik ini adalah musik pengantar tidur.
Pagi hari juga mendapat surabi yang dianter keliling memakai perahu. Anak-anak sangat menantikan sekoteng di waktu malam dan serabi di waktu pagi ini
Cuaca yang dingin dan kadang hujan membuat perut cepat lapar
Sungguh pengalaman yang tak terlupakan untuk anak-anak, bahkan sampai mau check out pun kakak dan mas masih mengajak mendayung keliling danau
Puncak Darajat, Sumber Alam
Hari kedua pertama kali kami menuju ke Puncak Darajat. Puncak Darajat, seperti halnya Puncak-nya Garut. Di sana ada water boom dan tempat outbound. Untuk water boom-nya dari web yang kami baca katanya airnya air hangat. Ternyata airnya biasa saja. Untuk anak-anak balita masih suka lah maen-maen di water boom ini, tapi buat anak yang sudah agak besar agak membosankan. Pun juga flying fox-nya, kata kakak Shafa "kurang menantang, bun ."
Ke depannya sepertinya Puncak Darajat akan menjadi tujuan wisata di Garut, karena banyak pembangunan restoran dan tempat wisata yang masih berlangsung.
Sedangkan ke Kampung Sumber , tujuan kami untuk makan siang (makanan khas Sunda), serta berendam air panas. Sengaja memilih di sini karena di Sumber Alam ada kamar-kamar tertutup yang kita bias berendam air panas. Lebih privacy saja sebenarnya.
Dan memang sangat menyenangkan sehabis beredam air panas, rasanya pegal-pegal di badan hilang semua. Kakak Shafa yang mempunyai alergi kulit yang awalnya menolak tidak mau berendam, ujung-ujungnya ketagihan tidak mau mentas
Di sini juga ada area outboundnya, cuma karena cuaca hujan kami tidak mencobanya
Masjid Agung dan Alun-Alun Garut
Kami sengaja ke alun-alun karena sekalian mau sholat Jumat. Sambil menunggu yang sholat jumat, di alun-alun banyak sekali area permainan anak-anak. Kereta api yang jalurnya cuma seputaran, naik andong yang ditarik domba Garut, mini becak, ondong-ondong dan berbagai maenan sejenis. Harga tiketnya sangat murah untuk ukuran warga ibukota. Dan percayalah, anak-anak itu tidak akan membedakan mana tiket yang mahal dan mana yang murah. Yang penting judulnya naik kereta, buat dek Reefa sudah sangat menyenangkan sekali
Di sepanjang pinggir alun-alun ini juga dijual berbagai macam makanan. Kami mencoba membeli cireng goreng, yang ternyata membuat ketagihan mas Hafiz
Jangan lupa juga membeli es goyobod, sejenis es teller khas Garut. Konon yang terkenal di depan penjara samping alun-alun, dan kami membuktikan kelezatan dan kesegarannya.
Oleh-oleh Khas Garut
Garut terkenal dengan dodol-nya dan kerajinan kulit berupa jaket, tas, sepatu dan semacamnya. Untuk kerajinan kulit bisa dijumpai di jalan Ahmad Yani. Untuk dodol beserta segala macam oleh-oleh Garut juga banyak di jumpai di jalan-jalan utama kota Garut. Kami mencoba membeli Chocodot, yaitu coklat dodol. Wah memang hebat ya inovasi peroleh-olehan ini, segala macam dodol dengan berbagai macam rasa coklat ditawarkan. Nama dodol coklatnya juga lucu-lucu, ada chocodot Galau, Enteng Jodoh, Gawat Darurat, Badai Tsunami dan lain-lainnya. Chocodot ini bisa didapatkan di Jalan Otista no 2 Garut.
Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 12/25/2012 07:56:00 PM 3 comments
Labels: Garut, Liburan, travelling
Hutan Kota Cilodong
Dec 18, 2012
Semenjak rutin naik sepeda setiap weekend, saya dan suami selalu mencoba mencari jalur baru (biar tidak bosan dan mencari pemandangan lain), pun juga mencoba menambah jauh jalur track kami.
Suatu saat kami mencoba masuk ke kawasan Brimob Cilodong yang selalu ramai setiap hari Minggunya. Ternyata di dalam Brimob Cilodong setiap hari Minggu ada pasar kaget dan dibuka umum untuk warga berolah raga.
Pertama kali masuk hanya mengitari sekeliling bangunan dan lapangannya. Kali kedua kami mencoba masuk ke dalam lagi dan kami baru menyadari bahwa di dalam kawasan Brimob ini ada hutan kotanya. Woww, takjub dan bahagia sekali menemukan jalur track jogging dan bersepeda di Hutan Kota Cilodong ini.
Oh iya di pinggir hutan ini ada beberapa peralatan (tempat push up, angkat beban, bergelantungan dll), pastinya buat para tentara latihan.
So, jalur mengelilingi beberapa kali putaran (sekali putaran 1,5 km) menjadi agenda track kami setiap weekendnya. Rasanya menghirup udara segar dan situasi yang rindang sangat membuat hati ini riang gembira bersepeda. Semoga makin banyak lagi hutan kota seperti ini, aamiin.
Posted by ~Bunda ShaHaRee~ at 12/18/2012 12:14:00 AM 1 comments
Labels: Gowes, hutan kota Cilodong, jalur track
Subscribe to:
Posts (Atom)